Hujan merupakan sebuah proses penguapan yang terjadi di permukaan bumi dari wilayah perairan, tumbuhan, atau daratan. Proses terjadinya hujan berhubungan dengan siklus air atau siklus hidrologi. Siklus tersebut akan menyebabkan air turun dari atmosfer ke permukaan bumi. Terjadinya hujan ini juga telah dijelaskan secara rinci di dalam Al Qur’an. Mari kita membahasnya bersama sama!
Doa Agar Hujan Berhenti Sesuai Sunnah
Turunnya hujan merupakan berkah bagi manusia, karena itu tidak seharusnya kita mencela saat hujan datang. Seperti yang sudah kita ketahui, sebagai Muslim kita bisa memanjatkan doa saat hujan sedang turun.
Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan beliau mengucapkan : ‘Allahumma shoyyiban nafi’an’”
Yang artinya: Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. (HR. Bukhari no. 1032)
Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan. Dalam QS. Ar-Rum: 48, kita bisa mengetahui bahwasanya setidaknya hujan terjadi atas tiga tahapan, yaitu (1) pembentukan angin, (2) pembentukan awan, dan (3) pembentukan hujan.
اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاء كَيْفَ يَشَاء وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاء مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Artinya: “Allah-lah yang mengirimkan angin (tahap 1), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap 2), lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya (tahap 3), maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.”
Betapa hal ini merupakan pembuktian bahwa Al-Qur’an linier dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Allah subhanahu wata’ala adalah Maha mengatur alam semesta (Al-Muhaimin), yang menurunkan Al-Qur’an untuk dijadikan pedoman dan diambil hikmah sebanyak-banyaknya.
Namun, bagaimana jika hujan tak kunjung berhenti dan menimbulkan kekhawatiran tentang musibah banjir? Sebagaimana disebutkan dalam hadits Anas bin Malik di atas, ketika hujan tidak kunjung berhenti, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wash zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.”
Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan. (HR, Bukhari no. 1014 dan Muslim no. 897)
Ibnul Qayyim mengatakan, “Ketika hujan semakin lebat, para sahabat meminta pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Akhirnya beliau membaca doa di atas.”
Menurut Syaikh Sholih As Sadlan, doa tersebut dibaca saat hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya. Ini berarti, doa yang telah disebutkan di atas kita baca ketika hujan sedang turun dengan derasnya dan mengakibatkan banjir besar. Ini bisa terjadi karena curah hujan itu kecil tetapi berlangsung dalam waktu yang cukup lama, tiga atau empat jam di daerah yang rawan banjir.
Begitulah penjelasan serta informasi mengenai doa agar hujan berhenti sesuai dengan sunnah. Memanjatkan doa merupakan hal yang baik dan wajib bagi kita seorang Muslim karena kekuatan doa begitu besar. Apa lah kita hanya manusia yang sangat bergantung pada kekuatan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Untuk mendapat informasi seputar Islam lainnya, klik tautan ini ya!