Bulan Ramadhan telah tiba. Umat Muslim tentu sangat bergembira menyambut datangnya bulan suci ini. Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut Ramadhan. Ibnu Rajab menyebutkan keterangan Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin – yang mengatakan, “Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Doa Menyambut Ramadhan Sesuai Sunnah
Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Sehingga kita tidak akan menjadikannya kesempatan yang sia-sia. Salah satu tanda keimanan adalah seorang muslim bergembira menyambut Ramadhan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hati menjadi sangat senang tamu Ramadhan akan datang. Tentu lebih senang lagi jika ia menjumpai Ramadhan.
Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah memaparkan dua perkara yang wajib kita waspadai. Salah satunya yaitu kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya. Ketidaksiapan tersebut salah satu bentuk meremehkan perintah. Akibatnya pun sangat besar, kelemahan untuk menjalankan kewajiban tersebut dan terhalang dari ridha-Nya. Kedua dampak tersebut merupakan hukuman atas ketidaksiapan dalam menjalankan kewajiban yang telah nampak di depan mata.
Abu Bakr Az Zur’i menyitir firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut,
فَإِنْ رَجَعَكَ اللَّهُ إِلَى طَائِفَةٍ مِنْهُمْ فَاسْتَأْذَنُوكَ لِلْخُرُوجِ فَقُلْ لَنْ تَخْرُجُوا مَعِيَ أَبَدًا وَلَنْ تُقَاتِلُوا مَعِيَ عَدُوًّا إِنَّكُمْ رَضِيتُمْ بِالْقُعُودِ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَاقْعُدُوا مَعَ الْخَالِفِينَ (٨٣)
Yang artinya : “Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), Maka katakanlah: “Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. karena itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut berperang.” (QS. At Taubah: 83)
Ada tiga bekal menurut ulama yang harus dipersiapkan untuk menyambut bulan Ramadhan. Tiga bekal tersebut yakni:
- Bekal ilmu, agar ibadah kita menuai manfaat, berfaedah, dan tidak asal-asalan
- Perbanyak taubat dan istighfar, taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan tetapi hati kita lalai. Dan setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran dalam bertaubat itu sendiri.
- memohon kemudahan dari Allah, jika kita terus memasrahkan pada diri sendiri maka ibadah kita akan menjadi sulit untuk dijalani.
Mengenai doa dalam menyambut Ramadhan sendiri tidak ada lafaz khusus. Namun kita bisa mempersiapkan diri dengan bekal-bekal di atas. Ada pula doa yang hanya dibaca ketika seseorang melihat hilal di awal bulan. Karena itu, bagi yang tidak melihat hilal, tidak disyariatkan membaca doa ini ketika masuk awal bulan. Sebagaimana keterangan Dr. Sa’id Al-Qahthani dalam syarh Hisnul Muslim, hlm. 262.
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
“Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan islam, dan membawa taufiq yang membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.” (HR. Ahmad 888)
Demikian informasi tentang doa menyambut bulan suci Ramadhan sesuai dengan sunnah. Sebagai umat Muslim kita harus dengan bahagia menyambut bulan Ramadhan karena di bulan ini adalah kesempatan kita untuk memperbanyak ibadah yang mana pahalanya akan dilipatgandakan. Wallahu ta’ala a’lam bisshawwab. Mari cek informasi seputar Islam lainnya di sini.